Siapa yang tidak mengenal label mewah Fendi? Dari mulai aksesori dan busana berhiaskan logo FF, tas Peekaboo dan Baguette yang menjadi favorit https://www.thepaperbunnyvegas.com/ selebriti hingga sempat menjalin kerja sama dengan label Fila menjadikannya sebagai salah satu label mewah yang disegani.
Fendi telah menjadi bagian dari sejarah panjang perjalanan industri fashion. Bermula sebagai bisnis keluarga di Roma, Italia kini bernaung di bawah grup perusahaan fashion terbesar LVMH
Sejarah sejak terbentuknya label Fendi bisa ditarik hingga hampir satu abad lalu, tepatnya tahun 1925 di ibukota Italia. Penasaran seperti apa Fendi dari nol hingga sekarang? Simak sejarahnya pada artikel ini.
Perjalanan Sejarah Fendi
Hampir 100 tahun sejak label Fendi berdiri dan masih berjaya hingga saat ini. Intip seperti apa sejarah rumah mode berikut ini yuk!
1925: Pertama Didirikan oleh Adele dan Eduardo Fendi
Adele dan Edoardo Fendi ialah pasangan suami-istri yang mendirikan label fashion Fendi di Roma, Italia. Berawal dari pembuatan tas bermaterial kulit, mereka juga bereksplorasi dengan penggunaan fur atau bulu. Adele dan Edoardo pun membuka butik Fendi pertamanya di Via del Plebiscito serta workshop fur dan leather.
Hanya butuh waktu satu tahun untuk Fendi mencapai popularitas berkat kedua material andalannya hingga saat ini.
1940an: Membawa Energi Baru dalam Naungan Kelima Putrinya
Meninggalnya Edoardo Fendi pada tahun 1946 menjadikan kelima putrinya penerus rumah mode yakni Paola, Anna, Franca, Carla, dan Alda.
Inovasi baru pun dihadirkan dengan tetap menjaga kualitas dan nilai estetis yang menjadi ciri khas Fendi. Masing-masing dari mereka terspesialisasi di sektor kreasi fur, leatherwear, public relation, hingga sales.
1965: Kolaborasi dengan Karl Lagerfeld, Membawa Revolusi Bagi Rumah Mode
Setelah bergabungnya Karl Lagerfeld, seorang desainer asal Jerman, dengan Fendi, Fendi semakin berani berinovasi, terutama sebagai bentuk adaptasi dengan perubahan sosial yang terjadi.
Interpretasi dan desain baru material fur serta studi teknik pengelolaan material kulit juga menjadi langkah revolusi yang dibawa Karl untuk rumah mode Fendi.
Sebut saja penggunaan fur sebagai aksesori dan pakaian ready-to-wear yang membuat material bulu ini semakin mudah diakses banyak orang. Selain itu, logo double F (singkatan dari ‘Fun Furs‘) yang hingga saat ini menjadi ciri khas Fendi.
1980an: Ekspansi Global
Terkenal akan kualitasnya yang tinggi dan inovasinya, Fendi berhasil naik daun sebagai brand mewah asal Italia yang disegani. Apalagi di setiap departemen dipegang oleh keluarga sendiri: Paola di bagian fur, Anna memegang sektor kulit, Franca bagian customer relations,
Carla bertanggung jawab di bidang bisnis, dan Alda dalam sales. Membuat Fendi tak hanya memiliki ciri desain yang kuat tapi juga bisnis internal.
Pada sekitar era ’80an Fendi berhasil membuka butiknya di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Bukan cuma itu, mereka juga dipercaya untuk membuat seragam kepolisian Roma.
Berkembangnya bisnis rumah mode Fendi juga ditunjukkan dengan pembuatan parfum untuk perempuan dan laki-laki.
1992: Bergabungnya Silvia Venturini Fendi, Generasi Ketiga Keluarga Fendi
Dinasti Fendi tetap berlanjut dengan bergabungnya Silvia Venturini Fendi sebagai Artistic Director kedua, setelah Karl Lagerfeld.
Kreativitas putri dari Anna Fendi tersebut berhasil membawa perubahan bagi bisnis keluarganya. Misalnya, diluncurkannya tas Fendi Baguette tahun 1997 dan Fendi Peekaboo tahun 2008 yang menjadi tas ikonis nan timeless.
1999-Sekarang: Dikuasai LVMH dan Kim Jones Bergabung sebagai Creative Director
Tahun 1999 menjadi tahun di mana Fendi diambil alih oleh perusahaan LVMH. Walaupun begitu, manajemen bisnis dari brand mewah tersebut tetap dipegang oleh generasi ketiga keluarga Fendi hingga sekarang.
Perancang busana asal Inggris, Kim Jones juga ikut bergabung dalam tim pada September 2020 menggantikan Karl Lagerfeld yang wafat tahun 2019 lalu.
Ia bertanggung jawab sebagai Artistic Director untuk Haute Couture, Ready-to-Wear, dan Fur Collections for Women.